Kamis, 12 Oktober 2023

Renungan 24 Tahun Kuantan Singingi

 *Edisi Khusus 24 Tahun Kuantan Singingi* 


_Melawan Lupa (6)_

*Rusjdi S Abrus dan 'Napak Tilas" Kuantan Singingi* 

-----------------


PERJALANAN panjang Kabupaten Kuantan Singingi yang hari ini berusia 24 tahun tak bisa dipisahkan dari sosok yang satu ini.  Dialah Bupati pertama yang jadi peletak dasar pembangunan  kabupaten hasil pemekaran dari Kubupaten Indragiri Hulu.   


Sosok dimaksud adalah *Drs. H. RUSJDI S. ABRUS* - anak jati Kuantan Singingi kelahiran  Baserah, Kuantan Hilir, Kuantan Singingi pada 29 Nopember 1947.  Dia merupakan anak ke-5 dari 8 bersaudara pasangan *SARMIN ABRUS dan ROGO SUMAD*. Saudara-saudara yang lain adalah: Rustam S. Abrus, Rusni S. Abrus, Nurjauhara S. Abrus, Zahara S. Abrus, Rusman S. Abrus, Rosmanidar S. Abrus, dan Rosmalia S. Abrus. 


Ayahnya Sarmin Abrus pernah bekerja sebagai Juru Penerangan di Kantor Camat Kuantan Hilir. Sang ayah juga tokoh Muhammadiyah  yang gigih dan berani dalam menyampaikan kebenaran. Dia punya hubungan emosional yang kuat dengan sejumlah tokoh Muhammadiyah di Sumatera Barat.


Pada awal  kemerdekaan Sarmin dipercaya menjabat sebagai Ketua Ranting Partai Masyumi Kuantan Hilir oleh ulama dan tokoh Masyumi terkemuka *BUYA HAMKA*. 

-----------

Nama Rusjdi adalah pemberian dari  *HAMKA* untuk anak pasangan  Rusmin Abrus. Nama itu persis sama dengan anak  *HAMKA* dengan *SITTI RAHAM* yakni *RUSJDI* yang diberi nama belakang HAMKA – jadilah *RUSJDI HAMKA*.  


“Bagaimana ceritanya?” 


Ketika berkunjung ke Baserah pertengahan Nopember 1947,  HAMKA  mendengar sahabatnya Sarmin Abrus baru punya anak berumur seminggu dan belum punya nama. HAMKA berinisiatif memberi namanya  RUSJDI yang kelak diharapkan bisa menjadi pemimpin. Harapan itu kelak dikemudian hari menjadi kenyataan.


Anak bayi yang belum bernama itu akhirnya diberi nama Rusdi. Sedangkan nama S. ABRUS di belakang namanya merupakan nama ayahnya SARMIN ABRUS.  Akhirnya nama lengkap itu adalah RUSJDI SARMIN ABRUS atau RUSJDI S. ABRUS.


Rusjdi HAMKA  kelak menjadi ulama, wartawan, dan politikus Indonesia yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia pernah duduk di kursi DPR RI (1999 -2004) dan ditempatkan di Komisi I oleh partainya.  Sedangkan Rusjdi S Abrus kelak menjadi birokrat dan terakhir menjadi BUPATI KUANTAN SINGINGI.


Ayah Rusdji  merupakan salah seorang pejuang kemerdekaan RI di Rantau Kuantan. Bersama Umar Amin Husin, Buya Hasan Arifin, Buya Ma’rifat Mardjani, Ibad Amin, Syafii Yatimi, Ibnu Abbas, Abdoer Rauf, Thoha Hanafi, Saidina Ali, Muhammad Noer Raoef, Radja Roesli,  Samad Thaha, dan lainnya mereka berjuang dalam mengusir penjajahan. 

-----------------


RUSJDI S. Abrus salah seorang birokrat yang ikut berjuang  mendukung pemekaran Kabupaten Kuantan Singingi. Rusjdi sapaan akrabnya bersama tokoh masyarakat, pemuda, dan mahasiswa Kuantan Singingi menggalang dukungan pemekaran Kuantan Singingi dengan segenap tenaga, air mata, dan doa. 


Perjuangan itu tak sia-sia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 Kabupaten Indragiri Hulu dimekarkan menjadi dua kabupaten: Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi.  Prasasti peresmian  Kuantan Singingi  sebagai kabupaten ditandatangai Menteri Dalam Negeri Feisal  Tanjung a.n. Presiden Republik Indonesia. 


Rusjdi dilantik sebagai Pejabat Sementara Bupati pada 12 Oktober 1999 di Departemen Dalam Negeri, Jakarta. Pada saat bersamaan juga dilantik Pejabat Sementara Bupati/Walikota kabupaten/kota hasil pemekaran di Riau. Yakni Drs. Andi Rivai Siregar (Natuna), Drs. Mohammad Sani (Karimun), Drs. Nadjib Soesilodarma (Batam), H. Nurhasyim, S.H. (Rokan Hulu), Drs. H. Zainuddin Abdullah (Dumai), Tengku Rafian (Siak), dan Drs. Wan Thamrin Hasyim (Rokan Hilir), dan Azwar AS (Pelalawan).


Kini Natuna, Batam dan Karimun sudah bergabung dengan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002. Kepulauan Riau merupakan provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang dan Batam serta Kabupaten Bintan, Karimun, Natuna, Lingga, dan Anambas.


Tak lama setelah Rusjdi dilantik sebagai Pejabat Sementara Bupati, Gubernur Riau Saleh Djasit, S.H  melantik *Drs. M.  Ris Hasan* yang sebelumnya Asisten I Bidang Pemerintahan di Kantor Bupati Tk. II  Indragiri Hulu jadi Sekretaris Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. 


Pelantikkan itu berangsung di aula Gubernuran Riau (Gedung Daerah) Jl. Pangeran Diponegoro pada 28 Oktober  1999. Drs. M.  Ris Hasan dilantik sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Kuantan Singingi bersamaan dengan  pelantikkan  Sekretaris Daerah Kabupaten Siak dan Palalawan yang dimekarkan bersamaan dengan Kuantan Singingi. 


Duet Rusjdi - Ris Hasan terkenal dengan “Duo RR atau RUSJDI - RIS HASAN” lalu membentuk perangkat Organisasi Perangkat Daerah. Mereka mengajak “putra terbaik” asal Kuantan Singingi  di perantauan “pulang kampung” membangun daerahnya.  


Bupati Ruchiyat Saefuddin  mengizinkan pegawai asal  Kuantan Singingi  di  Indragiri Hulu  pulang kampung, terkecuali satu orang. Orang dimaksud adalah *BAKARUDIN* - pegawai penghubung  Kabupaten Indragirihulu (Inhu) di Pekanbaru.  


“Yang lain silahkan ajak  pulang kampung bangun halaman, kecuali  BAKARUDIN,” pesan Ruchiyat Saefuddin kepada M. RIS HASAN kala itu.


Begitu istimewanya putra Kuantan Singingi kelahiran Teberau Panjang  itu dimata Ruchiyat Saefuddin. Tak pulang kampung selagi Ruchiyat menjadi Bupati. 


Bakarudin, tukang antar surat teladan itu baru pindah ke Kuantan Singingi pada era Sukarmis menjadi Bupati  Kuantan Singingi pada 2007.   


Bakarudin yang akrab disapa PAK BANJAR itu dijuluki pengantar  undangan paling setia sejak pemekaran  Kuantan Singingi hingga kini.  


Dia juga pengantar undangan yang tidak pernah mendapat undangan. Apalagi menghadiri undangan sejak Kuantan Singingi berdiri hingga usianya kini 24 tahun. Entah kapan, tukar undangan itu bisa duduk bersama orang-orang yang menerima surat undangan darinya. 


Alamak, Jang  kejamnya dunia ini tapi itulah realita dan  kenyataannya.


Tahun pertama perjalanan “Duo RR” ini berjalan normal. Tapi tahun berikutnya mulai ada gesekan. Ketika suksesi pemilihan Bupati Kuantan Singingi pilihan anggota DPRD, Rusdji ikut berpasangan dengan Drs. Asrul Ja’afar.  Sementara M. Ris Hasan memilih Fahmi Umar sebagai pasangannya.


_Pasangan lain yang ikut bertarung adalah: Drs. R. Erisman-Drs. Azwirman, S.H, Drs. Akmal JS. M.A-Raja Putra Samad, SE., M.B.A, dan Drs. Djafri Kacak-Asmaredy, S.H. Pada putaran pertama karena tidak ada yang memperoleh suara 50 persen plus 1 maka pemilihan diulang jadi dua putaran._ 


Peraih suara terbanyak pasangan Drs. Rusjdi S. Abrus - Drs. Asrul Ja’afar melawan Drs. R. Erisman - Drs. Azwirman, S.H berlaga di putaran kedua. Akhirnya pemungutan suara berakhir dengan kemenangan pasangan Drs. Rusjdi S. Abrus- Drs. Asrul Ja’afar. Pasangan ini dilantik Gubernur Riau Saleh Djasit sebagai Bupati dan Wakil Bupati  pada 1 Juni 2001. 


Namun Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Baru tiga bulan menjabat Bupati Kuantan Singingi defenitif, Rusjdi meninggal dunia akibat serangan jantung. Dia meninggal saat Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melakukan pertandingan olahraga persahabatan dengan Pemerintah Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat di Sijunjung.


Kepergiannya yang mendadak pada 9 Juni 2001 itu membuat duka masyarakat Kuantan Singingi. Banyak yang tak percaya karena bupati yang mereka sayangi dan dekat dengan rakyat itu Ketua DPRD Kuantan Singingi H. Sukarmis pasangan Rusjdi main bulutangkis  “merekam” kejadian itu dengan baik. 


Kemudian Rusjdi digantikan oleh wakilnya Drs. Asrul Ja’afar sebagai Bupati depenitif pada 20 Agustus 2001 dan menjabat Bupati tanpa wakil sampai 1 Juni 2006.  Dalam perjalan selanjutnya ketika maju dalam Pemilihan Bupati Kuantan Singingi pilihan rakyat pada 2006, Drs. Asrul Ja’afar dan pasangannya Drs. Mukhlis, MR, M.Si  dikalahkan oleh Sukarmis-Drs. Mursini yang didukung oleh Partai Golkar dan PPP. 


Rupanya perjalanan duet Sukarmis - Drs. Mursini dalam memimpin Kuantan Singingi (1 Juni 2006 - 1 Juni 2011) tidak semulus yang dibayangkan. Pada Pemilihan Bupati Kuantan Singingi 2011 pasangan ini pecah kongsi. Sukarmis memilih Drs. Zulkifli yang menjadi wakilnya. Sementara Drs. Mursini, M.Si memilih Gumpita, S.P., M.Si  – mantan aktivis mahasiswa dan pengurus DPD Partai Golkar Riau asal Benai sebagai wakilnya. Pertarungan ini dimenangkan pasangan  Sukarmis-Drs. Zulkifli. 


Dalam Pemilihan Bupati Kuantan Singingi selanjutnya Sukarmis pecah kongsi dengan Mursini. Sukarmis  memilih Sekda Kuantan Singingi Drs. Zulkifli sebagai pasangannya.  Mereka memenangkan pertarungan itu.  Setelah itu berturut-turut yang jadi pemimpin Kuantan Singingi adalah Drs. Mursini - Halim (2020-2021), Andi Putra, S.H., M.H - Drs. Suhardiman Amby, Ak., M.M (2 Juni 2021 – 20 Oktober 2021). 


Kemudian Drs. Suhardiman Amby, Ak., M.M ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) pada 20 Oktober 2021 setelah Andi Putra ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 18 Oktober 2021 dalam kasus suap Hak Guna Usaha Sawit.  Kemudian Selasa 11 Juli 2023 Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menandatangani  Surat Keputusan  pengangkatan Suhardiman Amby sebagai Bupati Kuantan Singingi depenitif hingga 2024 mendatang

--------------


_24 TAHUN sudah perjalanan Kuantan Singingi.._ 

_Silih berganti pemimpin tlah terjadi…_

_Takkan ada hidup tanpa masalah..._

_Takkan ada perjuangan tanpa rasa lelah..._

_Tetap semangat .._ 


_Sampai BISMILLAH menjadi ALHAMDULILLAH..._

_Salam Sukses Bersama.  Kuantan Singingi  tetap jaya!._


_Jangan lupa usai acara HUT Kuantan Singingi  ziarahilah makam para pendiri Kuantan Singingi yang sudah meninggal dunia._  _Jangan undang lagi pendiri Kuantan Singingi yang sudah meninggal dunia itu._ 


Cukup pada hari ulang tahun ke-24  ini saja terjadi  Bupati dan DPRD Kuantan Singingi mengundang ada pendiri  dan tokoh Kuantan Singingi yang  sudah meninggal dunia.  Mereka tidak akan datang.


Untuk apa DPRD Kuantan Singingi mengundang  Tamsir Ali, Arlius Hasyim, Hasnam Husin, Arifin Sahid, Hj. Nurmalis Samad, Yus Al-Huda,  dan Al Masri mengikuti sidang paripurna.


Untuk apa pula  Bupati Kuantan Singingi mengundang Drs. Ali Umar, Prof.  Marbakri S.H, , Prof M.bDiah Z, Drs Sumardi Thaher, H. NazaruddinH,  R. Ismail Rahman, H. Masfar Husin, Drs. Djamalan Halimi, H. Hasnam Husin, H. Arifin Said,  Hj. Nurmalis Samad, Drs. Amanijas, dan  Drs.Al Masri untuk mengikuti upacara. 


Mereka-mereka sudah meninggal dunia. Jika mau mengudang mereka, undang saja keluarga atau  ahli warisnya. Inilah bentuk penghargaan yang tidak bisa ditawar dan dinilai.


Malu kita……

*****

*Penulis:*

_Sahabat JANG ITAM DAN TIM_

*Publikasi:*

_Forum IKKS/IWAKUSI INDONESIA_

12/10/2023

Senin, 02 Oktober 2023

Selamat Jalan APBD-P Kuantan Singingi 2023

 *Innalillahi Wainnailaihi Rojiun*

*Selamat Jalan APBD-P Kuantan Singingi!*

-----------------


ANGGARAN Pendapatan Belanja Daerah Perubahan yang disingkat APBD-P  Kabupaten  Kuantan Singingi  sudah tiada. Sudah  meninggalkan kita semua. Dia benar-benar sudah  positif mati dan tidak mungkin hidup dan kembali lagi.


Lazimnya orang yang sudah mati,  dia harus segera dimandikan, dikapani, dan  dikuburkan. Semua keluarga dan ahli warisnya harus  ikhlas menerima dan mendoakan agar kematiannya itu tidak sia-sia. Kematian itu jangan sampai pula membawa-bawa kematian bagi saudara-saudaranya yang masih hidup.


Jika dia  “dituduh”  atau  “tertuduh”  bersalah, galilah  kembaIi lubang kuburannya itu. Tapi   jangan lupa minta izin dulu pada keluarga. Lakukanlah autopsi  terhadapnya. Temukan kenapa dan bagaimana serta apa sih penyebab kok dia bisa mati secepat itu? 


Tapi maaf siapakah dokter ahli forensik yang hebat dan piawai untuk  melakukan autopsi?  Bisakah Tuk Panyol, Tuk Obik, Mak Lenggang, Cucu Tuk Leman, Bujang Pamenan, Dullah, atau Dasin melakukan autopisi terhadap APBD-P itu? 


Bisakah mereka meniupkan kembali “roh”  APBD-P itu ke dalam batang tubuh  APBD-P itu agar dia bIsa hidup  kembali?


Jawabannya tentu tak mungkin.  Sebab, mereka bukanlah dokter ahli  forensik sebagaimananya halnya Prof. Dr. Tabrani Rab atau dr. Farah Firmadani yang melakukan autopsi  terhadap jenasah Brigadir  Joshua di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Tak mungkin…. Tabrani Rab sudah meninggal dunia setahun lalu, sementara dr. Farrah tidak akan mau….. karena dia malu.


Lalu kepada siapa?


Kita tidak mungkin  bertanya kepada rumput ilalang yang bergoyang ditiup angin? Kita tidak mungkin  berandai-andai dengan menebak-nebak apa-apa yang diembuskan oleh tulisan-tulisan dan tanggapan yang bertebaran di media sosial atau whats app saja. Kita tidak  boleh berpraduga tak bersalah?


Yang  jelas “kematian” APBD-P Kuantan Singingi itu bukanlah kematian biasa-biasa saja.  Kematiannya yang  sungguh luar biasa ini bisa diusulkan  masuk dalam rekor  Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam pelbagai kategori:  


*Pertama, dua tahun berurut-turut di“mati”kan.* 

*Kedua, mati ditangan orang yang sama.* 

*Ketiga, alasan me-mati-kannya sama.*  

*Keempat, di-mati-kan di tempat yang sama.* 

*Kelima, korban akibat ke-mati-annya juga sama.* 

*Keenam, dokter spesialisnya pun tidak ada membuatkan laporan rekam jejak data medisnya yang  bisa dapat dipedomani.*  *_Rumit… rumit-rumit!_*  


Yo la tabedo nasib kudo bendi. Boban borek, pandakian tinggi nan kan dihadang. Bajalan tarompah tanggal pulo. Namun cambuk palocuik dak henti-hentinyo timpo batimpo basarang di pao-nyo. Setibo di tompek tujuan barang yang diantar salah bao pulo. Pak kusiar elok sajo golak bagolak bamain mato dengan anak gadi  toke. Nan kudo bendi baibo ati mangonang turunan licin nan kan ditompuah.


Tuhen…. Tuhen! 

-----------


Masyarakat  Kuantan Singingi  kini ibarat  “manggantang asok,  menuai awan"  harapan mereka terasa tersia-siakan.  Mereka seakan melihat perseteruan antara eksekutif dan legislatif yang tidak ada happy endingnya.


_Manis alpokat di dalam bubuar_ 

_Lansuang dimakan jadi santapan._ 

_Menangis malaikat di pintu kubuar_ 

_Nengok APBD-P mati ndak pakai kopan._ 


Lirik lagu “kemesraan” kini sudah diganti dengan “perseteruan” janganlah cepat berlalu. Mungkinkah perseteruan pada akhirnya akan menciptakan kemesraan?  Entah hanya Tuhan yang tahu.


Tuk Panyol, sabarlah!  

Mari kita  belajar dari perilaku ikan. 

“Segemuk-gemuknya ikan pasti ada tulangnya dan sekurus-kurusnya ikan pasti ada dagingnya.  *Artinya sejahat-jahatnya manusia pasti ada kebaikannya dan sebaik-baiknya manusia pasti ada juga tidak baiknya.”*

*****


*Penulis:*

_Sahabat Jang Itam & Tim_

_Publikasi:_

*Forum IKKSIWAKUSI INDONESIA*

2/10/2023

Selasa, 04 April 2023

Organisasi itu Ibarat "POHON"

Saudaraku..Jika kamu berada dalam struktur organisasi, kerjakanlah posisimu sebaik mungkin!

Tak perlu merasa tak dihargai karena tak ditampilkan...

Organisasi itu ibarat POHON...

Jika posisimu sebagai batang, maka jdilah batang yg kokoh utk menopang pohon..

Jika posisimu sebagai cabang, maka jadilah cabang yg mampu menggandeng setiap ranting dan daun...

Jika posisimu sebagai daun, maka jadilah daun yg rimbun supaya pohon bermanfaat utk menaungi orang kepanasan...

Jika posisimu sebagai buah, maka jadilah buah yg manis supaya nama baik pohonmu terjaga..

Jika posisimu sebagai bunga, maka jadilah bunga yg merekah indah supaya pohonmu terhiasi dan dikenal orang...

Bahkan jika posisimu sebagai akar yg TAK TERLIHAT, maka jadilah akar yg kuat mencengkram ke tanah demi tegaknya seluruh struktur pohon tsb...

Maka hendaknya semua anggota menanamkan rasa tanggung jawabnya, supaya tak saling iri terhadap satu tubuh...

Sebagaimana AKAR ...

Walau dirinya tak terlihat, tertimbun tanah, dan sering terinjak orang..

Namun dirinya TAK PERNAH iri untuk menjadi BUNGA merekah yg ada di atas dan dikenal banyak orang...

Karena ia tau, BUNGA pun beresiko utk dipetik orang tanpa tujuan..

Mari kita bersyukur dengan apa sudah kita punya...

Senin, 06 Maret 2023

IBAD AMIN PEMBAWA MUHAMMADIYAH KE KUANTAN SINGINGI

In Memoriam Ibad Amin

Pembuka Dakwah Muhammadiyah  di Kuantan Singingi

--------------

TUMBUH kembang Muhammadiyah di Kuantan Singingi tidak bisa dilepaskan dari sosok yang satu ini. Dialah “Pembuka Dakwah Muhammadiyah di Kuantan Singingi.”


Sosok yang dimaksud adalah IBAD AMIN kelahiran Desa Sangau, Kecamatan Kuantan Mudik sekitar tahun 1910-an.  Cerita berkembangnya Muhammaiyah berawal ketika Ibad Amin mendapat  mandat dari AHMAD RASYID SUTAN MANSUR untuk mempersiapkan pendirian ranting Muhammadiyah di LUBUK JAMBI.


Ahmad Rasyid Sutan Mansur yang lebih dikenal sapaan AR SUTAN MANSUR merupakan konsul Muhammadiyah Minangkabau meliputi Tapanuli dan Riau pada 1931 hingga 1944. Ia diangkat jadi konsul  berdasarkan keputusan  Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minangkabau pada 14-26 Maret 1930. 


Kongres melahirkan sebuah keputusan agar setiap Karesidenan memiliki wakil dari Hoofdbestuur Muhammadiyah yang disebut sebagai Konsul Muhammadiyah.


Kelak AR Sutan Mansur nikah dengan FATIMAH – Kakak Buya HAMKA dan menjadi Ketua PP Muhammadiyah (1953-1956 dan 1956-1959). Ketua PP Muhammadiyah (1959-1962), K.H. RADEN MUHAMMAD YUNUS ANIS menyebut AR Sutan Mansur sebagai “Bintang Muhammadiyah dari Barat”. Gelar ini diberikan karena kedalaman ilmu tasawuf yang dimilikinya.


Sebelum kedatangan Ibad  Amin ke Lubuk Jambi, dua orang utusan dari Lubuk Jambi: DASIN JAMAL dan SULAIMAN KHATIB terlebih dahulu menemui AR St. Mansur di Padang Panjang. Mereka minta bantuan AR St. Mansyur mengirimkan utusan untuk mempersiapkan pendirian ranting Muhammadiyah di Lubuk Jambi. 


AR Sutan Mansur kemudian menyanggupi dan berjanji segera mengirim Ibad Amin,  “putra daerah ” asal Lubuk Jambi  yang waktu itu sedang bertugas mengajar di KERINCI, SUNGAI PENUH sebagai utusan Sumatra Thawalib Padangpanjang.


Pada awal September 1933, Ibad Amin datang dengan membawa mandat dari AR Sutan Mansur ke Lubuk Jambi. Ia menjumpai Dasin Jamal dan Sulaiman Khatib yang sebelumnya sudah menjumpai AR Sutan Mansur di PADANGPANJANG. 


Kedatangan  Ibad Amin mendapat sambutan hangat.  Setelah selesai mengurus segala sesuatu yang menyangkut dengan perizinan kepada Pemerintah, Penghulu, dan Orang Godang, Ibad Amin mengadakan rapat persiapan. Rapat dilaksanakan di SURAU GODANG, Pasar Lubuk Jambi. 


Lalu pada 9 September 1933, terbentuklah kepengurusan Muhammadiyah Ranting Lubuk Jambi.  Semua tokoh yang mengambil inisiatif dan jadi pengurus pertama Ranting Muhammadiyah adalah putra Lubuk Jambi sendiri.  


Akhirnya Ibad Amin ditunjuk sebagai Penasehat dan Ketua,  Mudasin (Wakil Ketua), Sulaiman Khatib  (Sekretaris),  Raja Ibrahim (Keuangan), Sa’ad Manan dan Arsyad (Pembantu). Kepengurusan ini langsung berhubungan dengan Pengurus Utama di Yogyakarta.


Ternyata dalam perjalanan  setelah kepengurusan Muhammadiyah ini mendapatkan pertentangan di Lubuk Jambi. Pertentangan itu datang dari kalangan  ninik mamak dan kaum adat yang punya pengaruh dalam kehidupan masyarakat Lubuk Jambi.  Terutama sebagai pengatur tatanan kehidupan sosial masyarakat merasa dilangkahi.


Ninik mamak dan kaum adat ini mempunyai kedudukan sentral dan kuat dalam pelbagai kehidupan dalam masyarakat Lubuk Jambi. Termasuk dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan agama yang menentang Muhammadiyah mendirikan mesjid di perkampungan.  


Kaum ninik mamak  menilai Muhammadiyah mengubah kebiasaan lama masyarakat Lubuk Jambi dengan kebiasan baru.  Misal dalam pelaksanaan  salat Jumat. Sebelumnya salat Jumat dilaksanakan di satu tempat, yaitu di MASJID JAMIK Koto Lubuk Jambi. Atau di satu komando di bawah ninik mamak. 


Tujuannya ini bertujuan agar ninik mamak dapat melakukan pembinaan terhadap masyarakat Lubuk Jambi. Namun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk tidak memungkinkan jika pelaksanaan sholat Jumat diadakan di Masjid Jamik di Koto Lubuk Jambi.


Akhirnya  ninik mamak dan kaum adat mau menerima dan memberikan “laluan” kepada  Muhammadiyah untuk mendirikan mesjid di desa-desa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam pelaksanaan salat Jumat. 


Dalam perjalanannya selanjutnya,  Muhammadiyah ranting Lubuk Jambi kemudian berkembang. Pada masa kepemimpinan Hasan Arifin (1935- 1940) Muhammadiyah Ranting Lubuk Jambi menjadi emat ranting.  Yaitu Ranting Kinali (1937), Ranting Sungai Pinang (1938), Ranting Pebaun, dan Ranting Cengar (1938). 


Dengan adanya ranting ini maka persyaratan bagi Muhammadiyah Lubuk Jambi untuk mendirikan cabang terpenuhi, sehingga terbentuklah Muhammadiyah Cabang Lubuk Jambi tahun 1938. Berdirinya Cabang Muhammadiyah Lubuk Jambi ini maka meluaslah Muhammadiyah sampai ke Telukkuantan,  Baserah,  Cerenti, Peranap sampai ke Indragiri.


Muhammadiyah Cabang Lubuk Jambi juga mengembangkan amal usaha yang telah dimiliki. Dan, amal  usaha Muhammadiyah kini terus berkembang.


---------------


SELAIN tokoh tokoh Muhammadiyah,  Ibad Amin juga seorang pejuang yang namanya kini dikenang masyarakat  Kuantan Singingi. Bersama pejuang lainnya seperti  Intan Hoesin, Radja Roesli,  Ma’rifat Mardjani,  Sarmin Abrus, Umar Usman, Hasan Basri,  Syafii Yatimi, Thoha Hanafi, Syaidina Ali, Abdul Raoef, Muhammad Noer Raoef, Amin Hoesin, Ibnu Abbas ikut  mengusir penjajahan dari bumi Kuantan Singingi.


Ibad  Amin juga termasuk pejuang yang menentang  tindakan  kewenangan-wenangan  pemerintah  pusat terhadap pemerintah daerah. Ia bergabung  dengan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)  yang dibentuk oleh Ahmad Husein di Padang pada 15 Februari 1958 melawan Pemerintah Pusat.  PRRI membentuk pemerintah “tandingan” dibawah Perdana Menteri Mr. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA melawan tindakan kesewenangan-wenangan Pemerintah Pusat. 


Ibad Amin bergabung dengan pasukan DEWAN BANTENG yang mendukung PRRI dalam melawan Pemerintah Pusat.  Pemerintah pusat membentuk OPERASI 17 AGUSTUS untuk menumpas PRRI di Sumatra Barat yang dipimpin oleh KOLONEL AHMAD YANI.


Dan Ketika Riau masih tergabung dengan Provinsi Sumatera Tengah, Ibad Amin pernah menjadi asisten wedana atau camat di  Kabupaten Indragiri. Yakni camat di KUANTAN HILIR, KUANTAN MUDIK (1956-1958) dan Camat MANDI ANGIN di Bukittinggi (1958).

---------------

IBAD AMIN menikah dengan  MARISSA seorang  bidan kampung di Lubuk Jambi. Dari pernikahannya itu mereka mempunyai  buah hati yakni Sri Chairani lahir (1940), Mulyadi (1944), Edi (1946), Sri Chairati (1948), Sri Adek (1950), Sri Warni (1952), Sri Gunawan (1954), dan Iskandar Alamsyah (1956).


Ibad Amin menjalani  pendidikan di Sumatra Thawalib Padang Panjang.  Ia berguru langsung kepada  BUYA KARIM AMARULLAH  yang juga orang tua Haji Abdul Karim Amarullah (HAMKA)  dan AR Sutan Mansur yang juga istri dari Kakak HAMKA bernama FATIMAH.  


Ketekunannya dalam belajar, usai  menyelesaikan  sekolah di Thawalib Padang Panjang,  Ibad  Amin diutus menjadi guru di Kerinci, Sungai Penuh. Dan tugas mulia sebagai “cik gu” itu ditinggalkannya setelah mendapatkan kepercayaan dari konsul  Muhammadiyah  AR Sutan Mansur mengembangkan Muhammadiyah di kampung halamannya Lubuk Jambi pada 1933.

------------

SEBAGAI ulama dan tokoh pejuang Ibad Amin meninggal dunia ketika ikut  bergabung dengan PRRI melawan pemerintah pusat. Informasi yang diterima salah seorang cucunya REFLIZAR, Ibat Amin meninggal sekitar tahun 1958.


Reflizar hanya mengatakan datuknya meninggal tanpa jejak. Bagaimana semua itu bisa terjadi? Inilah kisahnya sebagaimana diceritakan Zusheni Gayatri yang juga cucu Ibad Amin dari anaknya Sri Chairati.  


Zulhesni  menceritakan kronogis kepergian datuknya berdasarkan cerita dari ibunya Sri Chairati yang menyaksikan langsung peristiwa mencekam malam itu. 

-----------

Tengah malam datuk  seperti kebiasaan menjelang tidur, Datuk  mengaji alquraan. Datuk membelai rambut Sri Chairati anak gadisnya yang tengah berbaring di pahanya. 


Tiba-tiba  datang sekelompok orang memakai sebo yang mengaku suruhan Bupati Indragiri Tengku Bey. Orang itu  menyuruh Datuk menghadap bupati karena ada sesuatu hal penting.


Datuk minta izin  mengganti pakaian jubah putih dan kopiah haji yang dipakainya ke kamar ganti..Alasannya tak layak memakai pakaian seperti  itu menghadap bupati. 


Namun orang yang menjemput itu tidak mengizinkan Datuk untuk menggantikan pakaian jubah putih yang dipakaianya. Tiba-tiba saja orang yang menjemput datuk meletakkan pedang bengkok ke leher belakang Datuk sambil mengajak pergi. 


Suasana malam yang hening tiba-tiba mencekam mencekam. Anak-anak Datuk yang lagi tidur terbangun dan bertangisan mendekap nenek Marissa yang terduduk lemas.  Sejak itu Datuk tidak kembali lagi.

-----------

REFLIZAR  menduga  Ibat Amin   dibunuh oleh pasukan Pemerintah Pusat yang lagi melakukan operasi 17 Agustus untuk menumpas pasukan PRRI. 


Ibat Amin adalah tokoh penting pendukung  PRRI melawan Pemerintah Pusat yang saat itu tengah bergejolak. Ia merupakan salah seorang target tokoh yang  dicari untuk dihabisi.


“Itu dugaan saya karena pada waktu itu banyak juga tokoh-tokoh pro PRRI  seangkatan datuknya di Lubuk Jambi  diculik orang tak dikenal,” ujar ONGAH sapaan akrab wartawan multi telenta di Kuantan Singingi ini.


Reflizar  hanya tahu neneknya Marisa meninggal dalam usia 80 tahun di Desa Pulau Binjai Lubuk Jambi bertepatan bulan Suci Ramadhan pada tahun 1980. “Saya ingat ketika nenek Marisa meninggal dunia saya masih kelas empat di SD 004 Seberang Pantai dan tinggal bersama nenek di Pulau Binjai," ujar Reflizar yang diwaktu kecil disapa Maulid tersebut.


Ibad Amin memang telah meninggal. Namun, jasanya terhadap perjuangan dalam membesarkan Muhammadiyah dan berjuang melawan penjajahan ini tidak akan pernah hilang. Ia disebut TOKOH bukan karena DITOKOHKAN tapi karena kontribusi, perjuangan, dan sumbangan tenaga dan pemikirannya terhadap negara ini.


Selamat jalan datuk. 

Rilisan Reflizar Mulid

Jumat, 02 Desember 2022

BALADA PRIA 70 TAHUN

 *"BALADA PRIA 70 TAHUN"*

oleh : A Slamet Raharjo


*_'Rasanya belum lama, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Anak-anak yang dulu kecil, tak terasa besar dengan sendirinya, mereka sudah jadi sarjana dan kerja, sudah punya anak yg lucu-lucu. Kita-kita sudah punya cucu, kita sudah tidur dengan nenek-nenek, tapi ada teman-teman kita yg anaknya belum kawin, karena telat kawinnya.


Bahagianya dekat cucu, karena dulu dengan anak tak dekat, tak banyak waktu, saat itu sedang berat-beratnya bekerja, kurang waktu untuk mereka.


*_'Rasanya belum lama, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Burung yg dulu perkasa, sekarang sudah kurang berdaya, kalaupun bisa : _may be yes, may be no,_ malah ada yang sudah _disfungsi_.


Semakin tua, istri juga mulai malas melayani, kalau melayani setengah terpaksa, menopause bikin susah menikmatinya. Akibatnya kita kena prostat. Tapi kalau lihat barang bening, mata masih nakal, pikiran masih binal, tetapi hanya sampai di situ. _Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai._


*_'Rasanya belum lama, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Sudah mengalami pahit manis getirnya dunia, asin hambar kecut gurihnya bumi. Dulu banyak yg orang tuanya melarat, moto orang tua dulu: _banyak anak banyak rejeki._ Ternyata tidak begitu, hidup mereka jadi berat dan melarat. Bisa kuliah di Universitas, itu sebuah keberuntungan. Kebanyakan kuliah dengan biaya sendiri, sambil kuliah ngajar/ngasih les, sambil kuliah nyopir taksi, sambil kuliah bikinkan skripsi, sambil kuliah *_'jual beli'_ :* jual celana beli nasi.


Bekerja keras, bertahan hidup, alhamdulilah lulus, lalu merangkak dari bawah, berjuang menjadi kepala kereta api, menggeret gerbong keluarga, membiayai saudara, agar lulus sarjana, membiayai orang tua yg kehabisan dana. Tak mengeluh dan mengaduh, menjalaninya dengan ikhlas dan gembira.


*_'Rasanya belum lama, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Momen paling bahagia adalah ketika diterima di universitas, ketika lulus jadi sarjana : yang pinter jadi peneliti atau dosen, ada dahulu yang malas dan nyontekan malah jadi bos. Yg jadi wiraswasta, mentalnya harus jadi orang kaya, modalnya nyali dan doa, harus berani ngomong besar, harus kerja keras, tidak siang tidak malam, kerja, jatuh, bangun lagi, jatuh, bangkit lagi, hingga kurang waktu untuk anak-anak, kurang waktu untuk isteri.


Ada yg beruntung sukses, ada yg tidak beruntung nyungsep, rejeki tak bisa dikejar, kalau waktunya tiba, rejeki datang sendiri, tetapi kalau tanpa usaha, mana mungkin rejeki menghampiri. Alhasil sejak umur empat puluhan, banyak yg sudah mulai terjaga : rumah mobil tanah sudah ada, piknik keluar negeri, makan mahal dan nginap di hotel berbintang, nonton musik dan nyawer.


*_'Rasanya belum lama, ternjata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Waktu kerja dulu adalah waktunya mencari dan menyimpan, waktu sudah tua, waktunya pensiun berhenti kerja, waktunya menjaga harta dan melepas perlahan sesuai kebutuhan, agar di masa tua aman, bisa mencukupi semua kebutuhan, syukur bisa memberi warisan, bisa mengurus kebutuhan sendiri, tanpa mengganggu anak, karena anak kita punya kebutuhan sendiri.


*_'Rasanya baru kemarin, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Sudah saatnya pikirkan masa depan, bila diberi hidup 10 Tahun lagi, berapa kebutuhan 10 Tahun ke depan, berapa dana yang harus disimpan, taruh dana di deposito, pilih bank meyakinkan, walau kecil bunganya, tapi aman. Dana cadangan tunai harus cukup, apalagi kalau tak ada asuransi, bila ada yang sakit uang dibutuhkan, bila ada kebutuhan mendadak, uang diperlukan.


Investasi di masa tua dihindari, salah-salah habis merugi, salah-salah mewariskan hutang. Siapkan dana tunai yang cukup, aset yg ada dijual, berlian, emas, kalau perlu dijual, rumah yg besar dan luas, kalau terpaksa dijual juga, lalu beli rumah yang dibutuhkan, bukan yang diimpikan, atau tinggal di apartemen, bahkan tinggal di panti jompo, toh kembali pokok, tinggal berdua, anak anak sudah meninggalkan rumah, sudah 4 L : _lu lagi, lu lagi._


*_'Rasanya baru kemarin, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Harus bersiap tinggal di panti jompo, tidak perlu gengsi, tidak perlu malu, jaman sudah berubah, tak perlu dengar gunjingan orang, karena akan banyak panti jompo bagus, di situ ada banyak fasilitas lengkap : ada suster, dokter yg setiap saat bertugas, ada menu makanan sehat berkualitas, karena anak-anak belum tentu punya waktu mengurus, seperti saat kita mengurus mereka.


Bukankah sekarang terasa rumah membebani, biaya listrik, air dan iuran sarana, besar. Ketika pembantu tak ada, sopir tak ada, baru terasa beratnya urusan rumah. Padahal capai sedikit badan sudah menjerit, malah-malah bisa jatuh sakit. Biaya kesehatan makin besar, seperti memelihara mobil tua. Ternyata makin tua, makin kaya, _makin kaya penyakit._


Kesehatan jadi urutan pertama, sehat ukurannya gampang : tidur nyenyak, makan enak...... dan lancar kencing berak.


*_'Rasanya belum lama, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'_*


Saatnya jangan terlalu pelit untuk diri sendiri, sudah cukup cinta dan materi kepada anak, isteri, orang tua dan saudara, kita beri. Saatnya memperhatikan diri. Siapkan duit untuk kebutuhan ini. Celakanya, saat muda mau makan enak duit tak ada, saat tua, duit ada, makan enak tak bisa. Itu namanya *apes*. Polisinya istri dan anak, mereka galak semua. Ini dilarang, itu dilarang, ketika lemes, pusing dan sakit-sakitan, dibilang dokter kurang gizi. *_Alamak_!*


*_'Rasanya baru kemarin, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Celaka, kita masih memikirkan masa depan anak kita, bahkan cucu kita. Ingin membantu keuangan mereka, merasa itu tanggung jawab kita. Kita jadi stres sendiri, kita bisa stroke malah bisa out. Bukankah anak anak punya rejeki masing-masing? Kita tidak boleh terlalu protektif, bisa-bisa mereka tidak mandiri. Tugas kita sebagai orang tua adalah mengenalkan anak ke Sang Pencipta, memberi panutan dan tuntunan, mengajarkan moral dan budi pekerti, membiayai anak jadi sarjana, bisa membiayai perkawinan mereka, bisa kasih uang muka rumah sederhana, *yang terpenting* memberi waktu, perhatian dan cinta.


*_'Rasanya baru kemarin, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Anak-anak ke luar rumah, mereka sudah berkeluarga, di rumah tinggal berdua, rumah besar yg di mimpi, sudah ada dan nyata, tetapi sunyi.


Di rumah ada isteri, teman bercanda, berbagi rasa, teman dalam untung dan malang, partner berbincang juga partner perang, bisa perang mulut atau perang bisu, kata orang, itu buahnya pernikahan. Semua itu tidak mengapa, itu biasa, selama menyempurnakan rumah tangga, asal menambah kemesraan dan cinta.


Isteri tambah tua, tambah pula bawelnya, tambah pula bobotnya, tambah banyak cemburunya. Itu dari sononya, terima saja. Kita juga begitu, gampang tersinggung, gampang marah, merasa mau menang, padahal kurang memberi uang, malah kadang ngutang.


Kita sekamar tapi nonton TV-nya beda. Kita suka film action, dia suka drama Korea, manusia diciptakan berbeda, justru itulah keindahannya, seperti pelangi di cakrawala, indah, karena kombinasi berbagai warna.


*_'Rasanya baru kemarin, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Dulu waktu muda, semua sibuk, di luar sibuk kerja, ada isteri kerja, ada isteri jadi ibu rumah tangga, waktu berdua terbatas karenanya.


Saat tua ada baiknya, banyak waktu bersama, berjalan, bergandengan tangan, beribadah, ziarah dan piknik bersama, saling memberi saling melayani, saatnya menambal luka.


Saatnya mesra, saatnya berbagi suka, karena sejatinya, istri adalah *garwo,* _sigaraning nyowo._ Istri adalah pembawa rejeki kita.


*_'Rasanya baru kemarin, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Ketika berhenti kerja, saatnya bisa mengisi hari-hari, mencari passion kita.


Yg hobi menulis, menulislah, yg hobi melukis, melukislah, yg hobi membaca, membacalah, yg hobi tanaman, bertanamlah, yg hobi menyanyi, menyanyilah, yg hobi kerja, bekerjalah, boleh kerja, tetapi yang ringan saja. Raga harus aktif, pikiran harus dilatih _stay happy._ *Otak harus on,* seperti naik sepeda, kalau berhenti, jatuh bangun lagi.


*_'Rasanya baru kemarin, ternyata sudah 70 Tahun umurnya'._*


Teman-teman berguguran, kita antri menunggu panggilan, yang alim, dermawan dan baik, biasanya duluan.


Waktunya bertobat, belum terlambat, waktunya dengan Allah, kita dekat. Waktunya ta'at beribadah, waktunya banyak amal kita buat, waktunya kita membuat wasiat, membagi warisan untuk anak kita, supaya tidak menjadi bencana, bila terjadi sesuatu pada kita. Semua tahu semua terencana, karena _warisan itu bermata dua : bisa jadi hadiah, bisa jadi musibah,_ setidaknya kita bisa mengantisipasi.


*_'Rasanya baru kemarin, ternyata sudah 70 Yahun umurnya'._*


Anak-anak sekarang bukan seperti kita dulu, nurut sama orang tua. Mereka kini punya pendapat sendiri, kadang kita tidak mengerti. Kita tidak bisa memaksa, hanya bisa mengarahkan dan memberikan nasehat, bila didengar. Belum tentu anak kita mau melanjutkan usaha kita, yang nyata sudah terbukti hasilnya. Bila anak lelaki kita kawin, kita harus siap kehilangan, bila anak perempuan kita kawin, mudah-mudahan ia masih kita miliki, _harta berharga kita hanyalah *melihat anak.*_


Mereka bahagia, kita ikut bahagia, _semua pencapaian kita, akan *tidak berarti,* ketika anak kita gagal._

Kamis, 24 November 2022

Kegamangan“Sang Pemimpi” Berbuah Kesuksesan

 _Di Balik Suksesnya Porprov x Riau di Kuantan Singingi_


DALAM lakon atau pertunjukkan,  orang selalu melihat siapa pemeran utama dan sutradaranya. Namun siapa di balik layar terkadang terlupakan – bahkan tak pernah dibicarakan. 


Ibarat, habis manis sepah dibuang!


Banyak orang nyaman di depan layar.  Sebaliknya banyak pula nyaman di belakang layar. 


Plt. Kadis PUPR Kuantan Singingi Pebri Mahmud, satu di antara yang nyaman di belakang layar.  Dia, salah seorang di balik sukses pelaksanaan Porprov Riau ke-10 di Kuantan Singingi yang berakhir pekan lalu. 


Profil singkatnya kira-kira seperti ini: rendah hati, enggan dipuja apalagi dipuji, sederhana dan low profile. Intelektual berpendidikan tinggi: alumnus S-2 Teknik Sipil UGM Yogyakarta ini punya visi jauh kedepan. Melebihi usianya yang baru 41 tahun. 


Kerja ikhlasnya bersama tim (PUPR) terbukti sudah membuahkan hasil  luar biasa. Berkat tangan dinginnya bersama tim, berbagai pujian  tertuju kepada Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi. 


“Siapa yang tak bangga dan terharu…?”


Namun sebelum pujian itu disampaikan, Pebri mengatakan dirinya sebelum Porprov berada dalam kegamangan.“Lai kan sudah atau indak kojo iko.”


Namun tekadnya bersama tim  sudah bulat. Berjuang siang malam mempersiapkan sarana prasarana. Segala sumber daya dikerahkan: alat berat, dumptruk, taronton, trado milik PUPR  dikerahkan. Sampai-sampai petugas irigasi se-Kuantan Singingi bahu membahu mempersiapkan sarana prasarana Porprov. 


Plt. Bupati Kuantan Singingi Suhardiman Amby menyebut kerja Pebri dan tim itu,  “luar biasa….” BUKAN “biasa di luar…”


“Maksudnya”


Hanya Sekretaris Umum Ikatan Keluarga  Kuantan Singingi (IKKS) Pekanbaru, Arman Lingga Wisnu yang tau soal itu. 


Berkat kerja luar biasa itu kata Arman,  “Semua lelah hilang ketika menyaksikan acara pembukaan yang begitu spektakuler.”


“Kalau kerja biasa di luar, bagaimana pula  Bang Arman?”


“Kerjanya tak kan selesai selesai.”


“Nyindir nie yeee,” 


“Taklah,”


“Terserah awaklah yang menafsirkannya,” elak Arman sambil bergurau.


Kepada sahabat JANG ITAM,  Arman tanpa bermaksud memuji Pebri mengatakan: “Di situlah nilai plus kerja luar biasa dinda Pebri.”  


“Lagian yang bersangkutan (Pebri, red) tak  haus pula dengan pujian itu. Dinda Pebri itu tawadhuk,” tambah Arman tersenyum. 


Pebri dan Kawan-kawan di  PUPR sudah terlatih bekerja siang malam. Bekerja di belakang layar. Sepi dari pujian. 


“Benarkah Pebri tidak haus dengan pujian? Padahal  pujian itu pantas diberikan kepadanya dan tim?”


“Saya berani  bilang tidak….”tambah Arman


Tak percaya bacalah pesan singkat di grub whatsapp milik Dinas PUPR Kuantan Singingi. Selaku Plt. Kadis, Pebri mengatakan,”


 “Banyak dari kami yang meneteskan air mata kebahagiaan ketika Porprov sukses.”


“Lelah kami terbayar sudah...”


“Alhamdulillah.... “


“Terima kasih kawan-kawan PUPR yang telah ikut serta mensukseskan Pembukaan Porprov Riau X tahun 2022”


Dalam pandangan Arman, sebagai pekerja, Pebri memang mempunyai *mimpi*. Tapi dia bukanlah seorang yang ambius, apalagi  untuk meraih sebuah jabatan. 


Jabatan bagi Pebri adalah amanah dari Yang Maha  Kuasa: siap datang dan diambil kapan saja. 


Kendati  Plt. Bupati Kuantan Singingi,  Suhardiman Amby memberikan jabatan sebagai Plt. Kadis PUPR pada 7 Nopember 2022 lalu  itu semata-mata karena kompetensi, profesionalitas, dan kemampuannya. 


Diakui Pebri ditempatkan di mana saja dia siap. “Awak siap mengabdi dimanopun nyo,  Bang...”


“Kalaulah kusuik baru ke awak ma...”


“Kalau lai aman aman ajo, urang nan buliah.”


Yang sabar ya datuk. Tak kan lari bumi itu dikejar.


Sebagai Datuk dengan gelar Datuk Seri Pebri Mahmud masyarakat  Kuantan Singingi berharap Pebri mampu menjaga kekompakan demi menjaga *marwah* daerah  (Kuantan Singingi).


Gelar Datuk untuk Pebri sebagai  Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (MKA LAMR) Kuantan Singingi diharapkan banyak memberikan kontribusi. 


Dari kacamata pribadi,  saya  melihat sebenarnya: orang awak (Kuantan Singingi)  kini marasa “tak bertuan”lagi di negeri sendiri.


Banyak pejabat hebat di Kuantan Singingi –  Banyak pejabat hebat yang bertugas di luar  Kuantan Singingi. 

Tapi  untuk mencari pejabat sekelas Sekda pun “terpaksa”  mengimpor dari luar.   Entah kepentingan apa dibalik itu. 


Apakah tidak ada lagi pejabat berkualitas seperti  Alm. Mohd. Ris Hasan,  Rasiman Rauf, Zulkifli, Muhamarman, Muharlius,  Dianto Mampanini , di Kuantan Singiungi ini  sehingga harus mendatangkan pejabat  dari luar…..?


Masih syukur  dari luar orang melihat Kuantan Singingi  kompak. Dua perhelatan (Pacu jalur dan Poprov) tahun 2022 sukses dilaksanakan. Itu membuktikan orang Kuantan Singingi itu kompak.


Kompak atau bergejolak ni…    terserahlah!


 Pujian EM


Kepiawaian pria bersahaja ini diakui oleh  Epi Martison. Seniman sejati dengan atribut koreografer (penata tari) terbaik Indonesia bahkan  Asia Tenggara “berdarah”Kuantan Singingi menyebut Datuk Seri Pebri Mahmud itu luar biasa.


Kepada sehabatnya yang juga Sekum IKKS Pekanbaru,  Arman Lingga, EM sapaan akrab seniman nyentrik ini mengatakan peran besar Datuk Pebri dalam menyukseskan Porprov Riau ke-10: 


“Luar biaso,  Bang Arman.”


“Kok dak ado Tuak Pebri yang mengawal ambo dak akan jadi tampialkan anak kemanakan kito do.”


“Datuak Pebri luar biaso, Bang.”


Lalu EM melanjutkan:  


“Datuak  Pebri sangat luar biasa mendampingi ambo memotivasi ambo, Bang.”


“ Tidak hanya bantuan moral dan spiritual tetapi juga banyak bantuan materi berupa *peminjaman* dana.  Padahal beliau tidak masuk panitia Porprov.  Beliau Plt. Kadis PU yang sangat disegani dan tompek barundiang Pak Plt, Bang.”


Tanpa bermaksud memuji,  pujian EM  kepada Pebri itu keluar dari  lubuk hati nuraninya yang paling dalam kepada Arman – kawan lama ketika aktif di IKKS Jakarta.


“Benar-benar nampak pentingnya peran Datuak Pebri, Bang”


“Sebagai Datuak penyelamat yang  setia berjuang untuk  menyelesaikan persoalan-persoalan  anak kemanakannyo di nogori kito (Kuantan Singingi).  


“Luar biasa perhatian Datuk Pebri terutama anak-anak penari massal kito,  Bang Arman.”

EM melanjutkan  meski di kepanitian,  Pebri  bukanlah siapa-siapa tapi kerjanya luar biasa. 


“Tak ado de, Bang Arman.”


“Datuk Pebri hanyo kebagian tukang manyalosai segalo urusan hajad sajonyo, Bang


“Luar biaso Tuak Pebri, Plt  Kadis PU yag baru ditunjuk  lansung berperang penyelesai nan kusuik merajuik di Kuantan Singingi.” 


Saya rasa, sebagai seniman yang sudah  melalang melintang EM tak bermaksud  membandingkan kerja Pebri dengan pejabat lainnya di Kuantan Singingi.  Tapi semangat, Pebri perlu ditiru. Dialah  sang “pemimpi”  itu sebenarnya.  


Arman Lingga hanya  berkomentar sedikit ketika diminta testimoninya tentang  Pebri:  


“Pebri adalah sang  pemimpi.”

“Pebri tahu  bagaimana cara mewujudkan mimpinya itu.”


“Mimpinya indah dan menjadi kenyataan.”


Bravo untuk  Datuk  Pebri….


“Selamat…!!!”

Minggu, 30 Oktober 2022

7 MACAM PERSAHABATAN

 *7 MACAM PERSAHABATAN, HANYA 1 SAMPAI AKHIRAT.*

.

1. "Ta'aruffan" persahabatan yg terjalin krn pernah berkenalan secara kebetulan, seperti pernah bertemu di kereta api, halte, rumah sakit, kantor pos, ATM & lainnya.

.

2. "Taariiihan" persahabatan yg terjalin krn faktor sejarah, misalnya teman sekampung, satu almamater, pernah kost bersama, diklat bersama & sebagainya.

.

3. "Ahammiyyatan" persahabatan yg terjalin krn faktor kepentingan tertentu, seperti bisnis, politik, boleh jadi juga karena ada maunya dan sebagainya.

.

4. "Faarihan" persahabatan yg terjalin karena faktor hobbi, seperti teman futsal, badminton, berburu, memancing & sebagainya.

.

5. "Amalan" persahabatan yg terjalin krn seprofesi, misalnya sama2 guru, dokter & sebagainya.

.

6. "Aduwwan" sahabat tetapi musuh, depan seolah baik tetapi sebenarnya hatinya penuh benci, menunggu, mengincar kejatuhan sahabatnya, "Bila kamu memperoleh nikmat, ia benci, bila kamu tertimpa musibah, ia senang" (QS 3:120).

.

Rasulullah mengajarkan doa", Allahumma ya Allah selamatkanlah hamba dari sahabat yg bila melihat kebaikanku ia sembunyi tetapi bila melihat keburukanku ia sebarkan."


7. "Hubban Iimaanan", sebuah ikatan persahabat yg lahir batin, tulus saling cinta & sayang krn ALLAH, saling menolong, menasehati, menutupi aib sahabatnya, memberi hadiah, bahkan diam2 dipenghujung malam, ia doakan sahabatnya. Boleh jadi ia tidak bertemu tetapi ia cinta sahabatnya krn Allah Ta'ala.

.

Dari ke 7 macam persahabatan diatas, 1 - 6 akan sirna di Akhirat. yg tersisa hanya ikatan persahabatan yg ke 7, persahabatan yg dilakukan krn Allah (QS 49:10),

"Teman2 akrab pada hari itu (Qiyamat) menjadi musuh bagi yg lain kecuali persahabatan krn Ketaqwaan" (QS 43:67).