Kamis, 12 Oktober 2023

Renungan 24 Tahun Kuantan Singingi

 *Edisi Khusus 24 Tahun Kuantan Singingi* 


_Melawan Lupa (6)_

*Rusjdi S Abrus dan 'Napak Tilas" Kuantan Singingi* 

-----------------


PERJALANAN panjang Kabupaten Kuantan Singingi yang hari ini berusia 24 tahun tak bisa dipisahkan dari sosok yang satu ini.  Dialah Bupati pertama yang jadi peletak dasar pembangunan  kabupaten hasil pemekaran dari Kubupaten Indragiri Hulu.   


Sosok dimaksud adalah *Drs. H. RUSJDI S. ABRUS* - anak jati Kuantan Singingi kelahiran  Baserah, Kuantan Hilir, Kuantan Singingi pada 29 Nopember 1947.  Dia merupakan anak ke-5 dari 8 bersaudara pasangan *SARMIN ABRUS dan ROGO SUMAD*. Saudara-saudara yang lain adalah: Rustam S. Abrus, Rusni S. Abrus, Nurjauhara S. Abrus, Zahara S. Abrus, Rusman S. Abrus, Rosmanidar S. Abrus, dan Rosmalia S. Abrus. 


Ayahnya Sarmin Abrus pernah bekerja sebagai Juru Penerangan di Kantor Camat Kuantan Hilir. Sang ayah juga tokoh Muhammadiyah  yang gigih dan berani dalam menyampaikan kebenaran. Dia punya hubungan emosional yang kuat dengan sejumlah tokoh Muhammadiyah di Sumatera Barat.


Pada awal  kemerdekaan Sarmin dipercaya menjabat sebagai Ketua Ranting Partai Masyumi Kuantan Hilir oleh ulama dan tokoh Masyumi terkemuka *BUYA HAMKA*. 

-----------

Nama Rusjdi adalah pemberian dari  *HAMKA* untuk anak pasangan  Rusmin Abrus. Nama itu persis sama dengan anak  *HAMKA* dengan *SITTI RAHAM* yakni *RUSJDI* yang diberi nama belakang HAMKA – jadilah *RUSJDI HAMKA*.  


“Bagaimana ceritanya?” 


Ketika berkunjung ke Baserah pertengahan Nopember 1947,  HAMKA  mendengar sahabatnya Sarmin Abrus baru punya anak berumur seminggu dan belum punya nama. HAMKA berinisiatif memberi namanya  RUSJDI yang kelak diharapkan bisa menjadi pemimpin. Harapan itu kelak dikemudian hari menjadi kenyataan.


Anak bayi yang belum bernama itu akhirnya diberi nama Rusdi. Sedangkan nama S. ABRUS di belakang namanya merupakan nama ayahnya SARMIN ABRUS.  Akhirnya nama lengkap itu adalah RUSJDI SARMIN ABRUS atau RUSJDI S. ABRUS.


Rusjdi HAMKA  kelak menjadi ulama, wartawan, dan politikus Indonesia yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ia pernah duduk di kursi DPR RI (1999 -2004) dan ditempatkan di Komisi I oleh partainya.  Sedangkan Rusjdi S Abrus kelak menjadi birokrat dan terakhir menjadi BUPATI KUANTAN SINGINGI.


Ayah Rusdji  merupakan salah seorang pejuang kemerdekaan RI di Rantau Kuantan. Bersama Umar Amin Husin, Buya Hasan Arifin, Buya Ma’rifat Mardjani, Ibad Amin, Syafii Yatimi, Ibnu Abbas, Abdoer Rauf, Thoha Hanafi, Saidina Ali, Muhammad Noer Raoef, Radja Roesli,  Samad Thaha, dan lainnya mereka berjuang dalam mengusir penjajahan. 

-----------------


RUSJDI S. Abrus salah seorang birokrat yang ikut berjuang  mendukung pemekaran Kabupaten Kuantan Singingi. Rusjdi sapaan akrabnya bersama tokoh masyarakat, pemuda, dan mahasiswa Kuantan Singingi menggalang dukungan pemekaran Kuantan Singingi dengan segenap tenaga, air mata, dan doa. 


Perjuangan itu tak sia-sia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 Kabupaten Indragiri Hulu dimekarkan menjadi dua kabupaten: Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi.  Prasasti peresmian  Kuantan Singingi  sebagai kabupaten ditandatangai Menteri Dalam Negeri Feisal  Tanjung a.n. Presiden Republik Indonesia. 


Rusjdi dilantik sebagai Pejabat Sementara Bupati pada 12 Oktober 1999 di Departemen Dalam Negeri, Jakarta. Pada saat bersamaan juga dilantik Pejabat Sementara Bupati/Walikota kabupaten/kota hasil pemekaran di Riau. Yakni Drs. Andi Rivai Siregar (Natuna), Drs. Mohammad Sani (Karimun), Drs. Nadjib Soesilodarma (Batam), H. Nurhasyim, S.H. (Rokan Hulu), Drs. H. Zainuddin Abdullah (Dumai), Tengku Rafian (Siak), dan Drs. Wan Thamrin Hasyim (Rokan Hilir), dan Azwar AS (Pelalawan).


Kini Natuna, Batam dan Karimun sudah bergabung dengan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002. Kepulauan Riau merupakan provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang dan Batam serta Kabupaten Bintan, Karimun, Natuna, Lingga, dan Anambas.


Tak lama setelah Rusjdi dilantik sebagai Pejabat Sementara Bupati, Gubernur Riau Saleh Djasit, S.H  melantik *Drs. M.  Ris Hasan* yang sebelumnya Asisten I Bidang Pemerintahan di Kantor Bupati Tk. II  Indragiri Hulu jadi Sekretaris Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. 


Pelantikkan itu berangsung di aula Gubernuran Riau (Gedung Daerah) Jl. Pangeran Diponegoro pada 28 Oktober  1999. Drs. M.  Ris Hasan dilantik sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Kuantan Singingi bersamaan dengan  pelantikkan  Sekretaris Daerah Kabupaten Siak dan Palalawan yang dimekarkan bersamaan dengan Kuantan Singingi. 


Duet Rusjdi - Ris Hasan terkenal dengan “Duo RR atau RUSJDI - RIS HASAN” lalu membentuk perangkat Organisasi Perangkat Daerah. Mereka mengajak “putra terbaik” asal Kuantan Singingi  di perantauan “pulang kampung” membangun daerahnya.  


Bupati Ruchiyat Saefuddin  mengizinkan pegawai asal  Kuantan Singingi  di  Indragiri Hulu  pulang kampung, terkecuali satu orang. Orang dimaksud adalah *BAKARUDIN* - pegawai penghubung  Kabupaten Indragirihulu (Inhu) di Pekanbaru.  


“Yang lain silahkan ajak  pulang kampung bangun halaman, kecuali  BAKARUDIN,” pesan Ruchiyat Saefuddin kepada M. RIS HASAN kala itu.


Begitu istimewanya putra Kuantan Singingi kelahiran Teberau Panjang  itu dimata Ruchiyat Saefuddin. Tak pulang kampung selagi Ruchiyat menjadi Bupati. 


Bakarudin, tukang antar surat teladan itu baru pindah ke Kuantan Singingi pada era Sukarmis menjadi Bupati  Kuantan Singingi pada 2007.   


Bakarudin yang akrab disapa PAK BANJAR itu dijuluki pengantar  undangan paling setia sejak pemekaran  Kuantan Singingi hingga kini.  


Dia juga pengantar undangan yang tidak pernah mendapat undangan. Apalagi menghadiri undangan sejak Kuantan Singingi berdiri hingga usianya kini 24 tahun. Entah kapan, tukar undangan itu bisa duduk bersama orang-orang yang menerima surat undangan darinya. 


Alamak, Jang  kejamnya dunia ini tapi itulah realita dan  kenyataannya.


Tahun pertama perjalanan “Duo RR” ini berjalan normal. Tapi tahun berikutnya mulai ada gesekan. Ketika suksesi pemilihan Bupati Kuantan Singingi pilihan anggota DPRD, Rusdji ikut berpasangan dengan Drs. Asrul Ja’afar.  Sementara M. Ris Hasan memilih Fahmi Umar sebagai pasangannya.


_Pasangan lain yang ikut bertarung adalah: Drs. R. Erisman-Drs. Azwirman, S.H, Drs. Akmal JS. M.A-Raja Putra Samad, SE., M.B.A, dan Drs. Djafri Kacak-Asmaredy, S.H. Pada putaran pertama karena tidak ada yang memperoleh suara 50 persen plus 1 maka pemilihan diulang jadi dua putaran._ 


Peraih suara terbanyak pasangan Drs. Rusjdi S. Abrus - Drs. Asrul Ja’afar melawan Drs. R. Erisman - Drs. Azwirman, S.H berlaga di putaran kedua. Akhirnya pemungutan suara berakhir dengan kemenangan pasangan Drs. Rusjdi S. Abrus- Drs. Asrul Ja’afar. Pasangan ini dilantik Gubernur Riau Saleh Djasit sebagai Bupati dan Wakil Bupati  pada 1 Juni 2001. 


Namun Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Baru tiga bulan menjabat Bupati Kuantan Singingi defenitif, Rusjdi meninggal dunia akibat serangan jantung. Dia meninggal saat Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melakukan pertandingan olahraga persahabatan dengan Pemerintah Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat di Sijunjung.


Kepergiannya yang mendadak pada 9 Juni 2001 itu membuat duka masyarakat Kuantan Singingi. Banyak yang tak percaya karena bupati yang mereka sayangi dan dekat dengan rakyat itu Ketua DPRD Kuantan Singingi H. Sukarmis pasangan Rusjdi main bulutangkis  “merekam” kejadian itu dengan baik. 


Kemudian Rusjdi digantikan oleh wakilnya Drs. Asrul Ja’afar sebagai Bupati depenitif pada 20 Agustus 2001 dan menjabat Bupati tanpa wakil sampai 1 Juni 2006.  Dalam perjalan selanjutnya ketika maju dalam Pemilihan Bupati Kuantan Singingi pilihan rakyat pada 2006, Drs. Asrul Ja’afar dan pasangannya Drs. Mukhlis, MR, M.Si  dikalahkan oleh Sukarmis-Drs. Mursini yang didukung oleh Partai Golkar dan PPP. 


Rupanya perjalanan duet Sukarmis - Drs. Mursini dalam memimpin Kuantan Singingi (1 Juni 2006 - 1 Juni 2011) tidak semulus yang dibayangkan. Pada Pemilihan Bupati Kuantan Singingi 2011 pasangan ini pecah kongsi. Sukarmis memilih Drs. Zulkifli yang menjadi wakilnya. Sementara Drs. Mursini, M.Si memilih Gumpita, S.P., M.Si  – mantan aktivis mahasiswa dan pengurus DPD Partai Golkar Riau asal Benai sebagai wakilnya. Pertarungan ini dimenangkan pasangan  Sukarmis-Drs. Zulkifli. 


Dalam Pemilihan Bupati Kuantan Singingi selanjutnya Sukarmis pecah kongsi dengan Mursini. Sukarmis  memilih Sekda Kuantan Singingi Drs. Zulkifli sebagai pasangannya.  Mereka memenangkan pertarungan itu.  Setelah itu berturut-turut yang jadi pemimpin Kuantan Singingi adalah Drs. Mursini - Halim (2020-2021), Andi Putra, S.H., M.H - Drs. Suhardiman Amby, Ak., M.M (2 Juni 2021 – 20 Oktober 2021). 


Kemudian Drs. Suhardiman Amby, Ak., M.M ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) pada 20 Oktober 2021 setelah Andi Putra ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 18 Oktober 2021 dalam kasus suap Hak Guna Usaha Sawit.  Kemudian Selasa 11 Juli 2023 Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menandatangani  Surat Keputusan  pengangkatan Suhardiman Amby sebagai Bupati Kuantan Singingi depenitif hingga 2024 mendatang

--------------


_24 TAHUN sudah perjalanan Kuantan Singingi.._ 

_Silih berganti pemimpin tlah terjadi…_

_Takkan ada hidup tanpa masalah..._

_Takkan ada perjuangan tanpa rasa lelah..._

_Tetap semangat .._ 


_Sampai BISMILLAH menjadi ALHAMDULILLAH..._

_Salam Sukses Bersama.  Kuantan Singingi  tetap jaya!._


_Jangan lupa usai acara HUT Kuantan Singingi  ziarahilah makam para pendiri Kuantan Singingi yang sudah meninggal dunia._  _Jangan undang lagi pendiri Kuantan Singingi yang sudah meninggal dunia itu._ 


Cukup pada hari ulang tahun ke-24  ini saja terjadi  Bupati dan DPRD Kuantan Singingi mengundang ada pendiri  dan tokoh Kuantan Singingi yang  sudah meninggal dunia.  Mereka tidak akan datang.


Untuk apa DPRD Kuantan Singingi mengundang  Tamsir Ali, Arlius Hasyim, Hasnam Husin, Arifin Sahid, Hj. Nurmalis Samad, Yus Al-Huda,  dan Al Masri mengikuti sidang paripurna.


Untuk apa pula  Bupati Kuantan Singingi mengundang Drs. Ali Umar, Prof.  Marbakri S.H, , Prof M.bDiah Z, Drs Sumardi Thaher, H. NazaruddinH,  R. Ismail Rahman, H. Masfar Husin, Drs. Djamalan Halimi, H. Hasnam Husin, H. Arifin Said,  Hj. Nurmalis Samad, Drs. Amanijas, dan  Drs.Al Masri untuk mengikuti upacara. 


Mereka-mereka sudah meninggal dunia. Jika mau mengudang mereka, undang saja keluarga atau  ahli warisnya. Inilah bentuk penghargaan yang tidak bisa ditawar dan dinilai.


Malu kita……

*****

*Penulis:*

_Sahabat JANG ITAM DAN TIM_

*Publikasi:*

_Forum IKKS/IWAKUSI INDONESIA_

12/10/2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar