Jumat, 28 Oktober 2022

Peran Mahasiswa dalam Pembentukkan Kabupaten Kuantan Singingi

 
Bagian I dari 3 tulisan

HIMPUNAN Mahasiswa Pemuda Pelajar Mahasiswa Inhu (HIPPMI) yang tergabung  dalam Aliansi  Repormasi  Inhu (ARI) ikut memperjuangkan pembentukkan  Kabupaten Kuantan Singingi. Perjuangan ini  bermula dengan melakukan aksi demontrasi ke  kantor DPRD  dan Bupati Inhu di PEMATANG REBA – yang terletak 20 Km dari Kota RENGAT.

Sebelum berangkat  dibentuk dulu Korlap masing-masing kecamatan agar aksi demo tidak anarkis.  Korlap itu di antaranya  Sandi (Kuantan Tengah),  Yudi (Singingi),  Apriadi  (Benai), Marsanul (Kuantan Mudik),  Rizaluddin (Cerenti),  Marwan (Pangian), Sumra Hardi (Peranap), Syaicu Indra (Pasir Penyu)  dan M. Zafir (Rengat).

Berangkat dari Pekanbaru  pukul 17.00 WIB dengan menggunakan 7 bus sewaan dari Kampus  UNIVERSITAS RIAU di GOBAH, Pekanbaru melalui jalur lintas timur.  Dana  keberangkatan dibantu oleh birokrat dan pengusaha asal Kabupaten Inhu yang bertugas di Pekanbaru yang mendukung perjuangan ARI.

Sebelum sampai di  Pematang Rebah, rombongan ARI singga makan dulu makan siang di Air Molek.  Jam 07.00 WIB, ARI    sampai di PEMATANG REBAH.

Tampak sempat mandi pagi, apalagi gosok gigi. Hanya bermodalkan cuci muka  di  halaman Kantor DPRD Inhu pukul 08.00 s.d 10.00 WIB, ARI melakukan orasi.  Mereka diterima Ketua  DPRD Inhu  SOEGIANTO  dari Fraksi TNI/Polri dan Bupati Inhu Letkol Inf. RUCHIYAT  SAEFUDDIN.

Dalam orasinya  koordinator ARI,  Drs. EDI AHMAD RM meminta:
1.    Bupati Inhu  untuk  membebaskan Kolusi dan Korupsi  (KKN)  dari Inhu
2.    Menurunkan SOEGIANTO dari  Ketua DPRD Inhu
3.    Mendukung   Pemekaran  Kuatan Singingi  sebagai kabupaten.

Usai Edi Akhmad melakukan orasi,    MARWAN,  Mahasiswa  Fakultas Pertanian  Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru  asal Kecamatan Pangian membaca puisi. Pusinya  berjudul  “RUCHIYAT  SAEFUDDIN.”  

Puisi  itu berisi kritikan pedas  terhadap  kepemimpinan  Ruchiyat  yang diduga sarat KKN selama dua  periode memimpin Inhu.  Marwan tampak berapi-api menyampaikan puisinya.

Mata Ruchiyat tampak berkaca-kaca.   Raut mukanya merah padam.  Dia menahan emosi.  Usai demo di halaman DPRD Inhu  beberapa mahasiwa  pergi ke belakang kantor DPRD Inhu.  

Di sini  ditemukan bambu runcing, pentolan kayu, parang, dan mercon yang siap untuk menghadang ARI jika melakukan aksi anarkis.  Temuan ini  kemudian diamankan oleh  aparat kepolisian dari Polres Inhu.

Setelah aksi demo  di  halaman  kantor DPRD Inhu, ARI melakukan aksi serupa di halaman kantor  Bupati Inhu pukul 11.00 s.d 12.00 WIB. Berjarak  200 meter dari kantor DPRD Inhu. Di sini  ARI tampak diprovokasi  oleh oknum yang tak bertanggungjawab agar masuk ke dalam kantor Bupati Inhu.

Mahasiswa yang terprovokasi  berusaha masuk. Namun dihalangi oleh  aparat  keamanan dan  petugas pengamanan  kantor Bupati Inhu.

Anggota DPRD Inhu dari  Golkar asal Kecamatan Kuantan Tengah, H. SUKARMIS  memberikan peringatan kepada ARI agar tidak melakukan tindakan anarkis. Dalam suasana kacau itu  beberapa  mahasiswa di antaranya SYAICU INDRA asal  dari Air Molek, Kecamatan Pasir Penyu  mengalami  luka lecet di lengannya karena kena pentolan petugas.  

Begitu juga dengan GEPENG mahasiswa UNRI asal  Pangian yang bernama asli FARE DANGKA ini luka lecet pada wajahnya.  SYARIFUL ADNAN alias JANG ITAM  mahasiswa IAIN dari Kecamatan Pangian berhasil melarikan diri sehingga terhindar dari pukulan petugas keamanan.  Begitu juga dengan  APRIADI mahasiswa Unri  yang akrab disapa PHILIP  BENAI karerna berasal dari Kecamatan Benai mengalami luka yang cukup serius.

Sambil bergurau  JANG HITAM mengatakan, “orang itu tidak tahu saya ini dari Pangian.  Semua orang tau silat Pangian itu sudah terkenal sampai  belahan dunia. Sekali langkah saya bisa mengelak.  Kecillah itu….”ujar Jang Hitam percaya diri.   

JANG HITAM yang  juga dijuluki tentara IPERPA ini memang terkeal  dengan keluguan dan  keceriannya.   Senyum saja, orang sudah ketawa - apalagi kalau sudah bicara. Bagian  Jang Hitam yang posturnya mirip dengan Mike Tyson dan berkulit hitam mengkilat  dunia ini ibarat daun kelor.  “Keciiiiiil.”
 
Usai demo di kantor  Bupati pukul 12,00 WIB mahasiswa  mengelilingi Kota RENGAT  dan selanjutnya pulang ke PEKANBARU melalui lintas barat.  Sampai di TELUKKUANTAN pukul 15.00 WIB, rombogan ARI ini  mendapat kawalan ketat  dari beberapa orang pemuda di antaranya RUSTAM EFENDI agar tidak melakukan tindakan anarkis di pasar Telukkuantan.  

Namun ketika sampai di sungai  Jering, ARI melakukan aksi spontan membakar  rumah tempat prostitusi,  tepatnya di kebun karet  milik SENSUI (sekarang di belakang kantor PN Telukkuantan).  

Wanita-wanita penghibur lari berhamburan. Begitu juga tetamu hidung belang  yang sedang santai  menikmati  indahnya dunia bersama wanita penghibur tersebut. Sementara germo tampak membisu  dan melongo karena aksi pembakaran itu dilakukan secara spontan dan tiba-tiba.

Usai melakukan aksi pembakaran itu, rombongan mahasiwa ini lalu berangkat ke Pekanbaru.   Mereka sampai  sekitar pukul 20.00 WIB langsung menginap di WISMA NARA SINGA di Jl. Diponegoro   yang sebelumnya sudah diduduki oleh mahasiswa Inhu.

Beberapa  hari kemudian  Forum Komunikasi Tokoh Cendikawan (FKTC) Inhu memanggil peserta aksi di kediaman  Raja Rusli di Gobah.  Di sinilah   Ketua FKTC  Kolonel (Purn) H. ABBAS JAMIL menumpahkan kemarahannya kepada  Bupati  Inhu RUCHIYAT SAEFUDDIN  karena pelakuan yang diterima oleh anak-anak mahasiswa.

Dengan suara bergetar, Abbas Jamil marah. “Saya Abbas Jamil  KOLONEL senior merasa tersinggung dengan perlakuan yang diterima anak-anak saya.”

Abbas jamil  menyebut nama  yuniornta Letkol (Inf) Ruchiyat Saefuddin   dengan kalimat terbata-bata. Abas Jamil tampak  tak kuasa manahan emosi. Ketika itu suasana hening. Tidak ada yang menduga Abbas Jamil marah seperti  singa kelaparan di padang pasir itu.

Kemarahan  Abbas Jamil itu  merupakan puncak pemberitaan usai ARI melakukan aksi demo beberapa media cetak di  Pekanbaru.  Ruchiyat yang menyebut aksi demo itu diduga didalangi oleh oknum yang tak merasa senang dengan dirinya selama memimpin Inhu.

Waktu itu Ruchiyat digadang-gadang sebagai salah seorang  calon Gubernur Riau yang bakal menggantikan  SOERIPTO yang akan habis masa jabatan di periode keduanya sebagai GUBERNUR RIAU.

Ruchiyat menyebut aksi mahasiswa itu lebih keras dari desingan peluru itu membuat  tokoh masyarakat  Inhu di Pekanbaru tersinggung.  Mereka mengatakan  Ruchiyat ibarat cacing kepanasan dan tidak mendukung aksi reformasi yang tengah diperjuangan mahasiswa di seluruh Indonesia.

Kemudian  setelah pernyataan tersebut  muncul di media,   dr. H. TABRANI RAB dalam  kolomnya di surat Kabar MINGGUAN GeNTA Pekanbaru menulis:  Bupati  MBA   (Makin Bengak Aje).  Dalam tulisannya yang cukup tajam,  Tabrani mengkritisi   Bupati Inhu  Ruchiyat Saefuddin yang dinilainya tidak mendukung  aksi   repormasi yang dilakukan oleh   mahasiswa.  (bersambung…………………..)

Pentolan mahasiswa peserta aksi:

Asal Kuansing
1.    Apriadi   - UNRI
2.    Syariful Adnan IAIN
3.    Nuzul IAIN
4.     Rizaluddin - UNRI
5.    Herman Susilo - UNRI
6.    Nardi T Rusman - UIR
7.    Aprizon -  UNRI
8.    Marwan  -  UIR
9.    Amril Mukminin - UNRI
10.    Albert  Susanto – UIR
11.      Erda   (UNRI)
12.     Fadilah  (Unri)
13    Fare Dangka  alias Gepeng (UNRI)
14.    M. Dunir – IAIN
15.     Musliadi  - IAIN
16.   Sandi (Unri)
17.   Marsanul  (UNRI)
18.   Yudi (UNRI)
19.   Dll

Asal Inhu
1.    Sumra Hardi  (UNRI)
2.    Dozi Siswanto   (IAIN)
3.    Dedi  Noviandra (UIR)
4.    Dedi  Susanto (UNRI)
5.    M. Rafik (UIR)
6.    M. Zafir  (IAIN)
7.    Syaicu Indra (UIR)
8.    Yulisman BI (UNRI)
9.      Dan lainnya            

Senior dari kalangan pemuda
1.    Drs. Edi Ahmad RM (Wartawan Riau Pos)
2.    Drs. Elmustian Rahman (Dosen Unri)
3.    Dr.  Aras Mulyadi, DEA (Dosen Unri)
4.    Drs. Seno, M.Pd (Dosen UIR)
5.    Ir. Mardianto Manan , M.T  (alumni UGM)
6.    Maswito  -Alumni UNRI
7.    Urdianto Paboun (wartawan Tanjungpinang Pos)
8.      Suhardiman (Alumni UNRI)
9.      Sumra Hardi  (Alumni Unri)

 *Soegianto Mundur, Ruchiyat  Mulai Melunak*


Bagian II dari 3 tulisan 

AKSI Himpunan Mahasiswa Pemuda Pelajar Mahasiswa Inhu (HIPPMI) yang tergabung  dalam Aliansi  Reformasi  Inhu (ARI) terhadap Pemkab Inhu rupanya  membawa perubahan besar dalam dunia perpolitikan di kabupaten Inhu.


Tuntutan ARI  direspon.  Ketua DPRD Inhu dari Fraksi TNI/Polri SOEGIANTO  mundur dari jabatannya. Bupati Inhu Ruchiyat Saefuddin mulai bersih-bersih di Bumi Gerbangsari itu.


ARI lega, salah satu tuntutan mereka dipenuhi.   ARI melakukan syukuran sederhana di  Wisma Narasinga, tempat mereka menginap.  Cukup dengan nasi ramas yang sengaja dibeli oleh  SYARIFUL  ADNAN alias JANG HITAM dengan Honda Tornado BM 5184 BB. 


Ternyata nasi yang dibeli JANG HITAM ini kurang, NUZUL  dengan astrea star BM 5132 AA membeli nasi tambahan di rumah makan di Jl. Beringin – Gobah.  Bagi mahasiswa nasi bungkus waktu itu sudah mewah. Sebab, di Wisma NARA SINGA mereka hanya makan Indomie dan buah papaya yang ada di belakang wisma tersebut.  


Fara Dangka alias GEPENG– mahasiswa UNRI asal PANGIAN yang sering mencuri buah papaya itu bersama Jang Hitam untuk dimakan. Begitu susahnya  perjuangan waktu itu walau setiap malam tidur di kasur empuk Wisma Nara Singa.  


Soegianto digantikan oleh  SUDIRMAN M. KASS, BA dari Partai Golkar.  Pria berpenampilan sederhana kelahiran Sentajo ini,  mendapat dukungan penuh dari  anggota DPRD Inhu, terutama yang berasal  kecamatan calon  Kabupaten Kuantan Singingi.


Sudirman M.Kass punya andil besar dalam mendukung perjuangan  Kuantan Singingi  menjadi Kabupaten.  Bersama anggota DPRD Inhu asal  Kuantan Singingi lainnya seperti Sukarmis,  H. Mansyur Furdi, Drs. H. Syariful Anwar,  Syaifullah Arianto alias Yan Tembak dan lainnya.  Mereka memperjuangkan  Kuantan Singingi jadi  Kabupaten.  Dan,  perjuangan mereka  tidak sia-sia.  


*YAN TEMBAK* termasuk  wakil rakyat yang paling vokal memperjuangkan terbentuknya  Kuantan Singingi sebagai  Kabupaten. Saking vokalnya, oleh rekan-rekannya sesame anggota DPRD dia digelari SINGA  KUANTAN.  Aumannya keras, bicaranya lantang, ceplas ceplos, dan tanpa tending alang-aling.   


Ibarat sendiwara, Yan Tembak adalah PAMERAN UTAMA  dengan Sudirman M. KASS dan Syariful  Anwar sebagai SUTRADARA dan ASISTEN SUTRADARA.  Mereka menguasai “panggung” DPRD Inhu kala itu. Mungkin factor umur yang masih muda, darah mudanya selalu bergejolak.


Kevokalan Yan Tembak sulit ditandingi. Sayang tak banyak di antara wartawan yang berani mengutip pendapatnya untuk dimuat di media tempat mereka bekerja.   


Seorang teman perjuangan semasa di ARI mengibaratkan  Yan tembak  sekarang seperti ROCKY GERUNG yang berani mengeritik pemerintahan JOKOWI dengan jargon DUNGU-nya yang sangat terkenal itu. 


Darah politik  memang mengalir dalam diri Yang Tembak – terutama dari  orang tuanya.  Ayah Yan Tembak  ketika masih hidup tidak pernah lepas dari radio.  Bahkan diusia tuanya, radio itu menjadi teman akrabnya selain cucunya sendiri.  Bagi kami, orang tua Yan Tembak ibarat kamus berjalan, dia tau perkembangan dunia karena rajin mendengar radio.


Kendati pendengarannya sudah mulai berkurang karena factor “U”,  radio kesayanganya itu selalu menempel dekat telinga orang tua Yan Tembak itu. Saya pernah menyaksikan itu.


*Ruchiyat melunak* 

Lalu bagaimana dengan  sang Bupati RUCHIYAT SAEFUDDIN,  ketika Soegianto mundur, dia mulai melunak.  Pernyataan di media cetak pun mulai melunak. Tak segarang ketika menanggapi aksi ARI waktu demo. Tak ada lagi  pernyataan  Ruchiyat yang menyebut:  AKSI MAHASISWA LEBIH DASYAT DARI DESINGAN PELURU.


Pimpinan  Redaksi  SERANTAU  terbitan Pekanbaru, INDRASAL  menulis satu halaman penuh tentang  tanggapan Ruchiyat  terkait aksi demo yang dilakukan mahasiswa yang tergabung dalam ARI tersebut.  Indrasal adalah birokrat  di UNRI Pekanbaru dan wartawan senior yang pernah dimiliki  Kuansing.


Lahir di Desa Pulau Aro, Kecamatan Kuantan Tengah tahun 1958. Indrasal meninggal mendadak beberapa tahun lalu  kena serangan  jantung di tempat dia mengabdi di Kampus UNRI Panam Pekanbaru. 


Selain  Indrasal, wartawan yang sering  memberitakan perjuangan pembentukan  Kabupaten Kuantan Singingi adalah  URDIANTO asal  Paboun, Kecamatan Kuantan Mudik.    APRIADI (Ketua Ikatan Pemuda Mahasiswa Kuantan Singingi) dan  MARDIANTO MANAN alias MM sering menjadi langganannya menjadi narasumber dikalangan mahasiswa dan pemuda.  


MM adalah narasumber yang pendapatnya selalu muncul di harian Pekanbaru Pos.  Sayang pernyataan MM itu seringkali tak dimuat karena sipembuat berita ketakutan pimpinan media tempat dia bekerja tak akan memuatnya.   


Saya  mengibaratkan MM dulu seperti KAMARUDDIN SIMANJUNTAK, panasehat Hukum JOSHUA dalam kasus SAMBO.   Urat  takutnya sudah hilang.  Kata JANG HITAM -  MM hanya takut pada seseorang  yang saat itu masih kuliah di UGM JOGJA  yang sekarang menjadi istrinya. 


MM juga tanpa takut juga mengkritisi Ruchiyat.  Bersama “Tentara” IPERPA  Jang Hitam,  Nardi T Usman,  Marwan Wan Palosu, Budi  Pulau Dore,  Gepeng mereka  membakar rumah bordil di PANGIAN.  


MM dulu dengan sekarang tak jauh beda.  Berat badanya dari dulu sekitar 50 Kg.  Cuma rambutnya yang mulai beruban seiring usianya yang sudah bekepala 5.


Pernyataan MM,  Yan Tembak dan tokoh masyarakat Inhu yang tergabung dalam  FKTC rupanya membuat Ruchiyat luluh juga. Besi kalau sudah kena api akan hancur juga.

 

Ruchiyat pernah memberikan bantuan untuk perjuangan kepada   FKTC  Inhu di Pekanbaru uang senilai Rp 1 juta yang dititip sama BUSTAMAM ALI. Mungkin karena kesibukan Pak Bustamam belum sempat menyerahkan bantuan itu  sama Bpk ABBAS  JAMIL selaku Ketua FKTC Inhu.  


HELFIAN HAMID  waktu menyerahkan dulu uang pribadinya pada Abbas Jamil.  Apakah uang Helfian itu diganti oleh Bustamam Ali?  Saye pun tidak tahu karena dia bertugas di Kab Inhu sebagai Kadis Peternakan.  

Honda Wing Bang Bakar

Dalam buku sejarah Pembentuan  Kuantan yang saya baca, namanya tenggelam.  Padahal dalam surat surat yang dikirim panitia pemekaran Kabupaten Kuansing dari Pekanbaru nama beliau tercantum dalam deretan surat yang dikirim ke Inhu.  


Melalui ABUBAKAR - PNS  Inhu yang bertugas di mess Inhu di Gobah, surat untuk pejabat Inhu asal  Kuantan Singingi dititip.   Bang Bakar asal  Desa Tebarau Panjang ini dengan setia mengantar dan menitip surat melalui travel atau pegawai Inhu  yang pulang ke Rengat. 


Honda Wing Bang Bakar lah yang menjadi saksi semua itu, Wing itu pula sering dipinjam M. DUNIR mahasiswa IAIN asal  Kecamatan Kuantan Mudik ketika mengantar surat. Dunir pernah menjadi anggota DPRD Riau dari PKB.  Jika Honda  Jang Hitam dan  Nuzul  dipakai atau rusak, Honda Wing Bang Bakarlah yang sering dipinjam untuk mengantar surat. 


Bang Bakar juga sering menjadi “korban”  kejahilan kedua orang ini.  Hondanya dipinjam, duitnya juga diminta  untuk beli bensin dan nasi bungkus.  Tapi Bang Bakar tetap tersenyum.  “Saya mau marah sebenarnya tapi melihat kalian taka da duit saya tak tega juga,”  begitulan selalu Bang Bakar menasehati mahasiswa yang sering minjam Honda Wingnya.  


Bang Bakar,  jasamu tak mungkin dilupakan. Walau namamu tak ada dalam buku sejarah Kuansing itu.


Kenapa hanya Mahdili, Sudirman M.Kass,  Bustamam Ali, Sukarmis, Mansyur Furdi, Syariful Anwar  dan lainnya yang masuk dalam buku itu dari Inhu…………?


Rasanya hati ini sedikit terobati di deretan pendiri masih tercantum nama Drs. RAFLES  dan SUHENDRI - PNS di Kantor Bangdes Riau dan Kantor Gubernur Riau yang secara sukarela menyisihkan gajinya untuk kami setiap mengantar surat ke kantornya. 


Walau jumlahnya tak seberapa - tapi bagi kami sangat berarti untuk beli nasi ramas di jl. Beringin tak jauh  dari  Kandep P dan K  Pekanbaru  yang merupakan secretariat dari pemekaran Kabupaten Kuantan Singingi.


Rafles asal Desa  Teratak Air Hitam adalah Arsiparis terbaik dan mungkin masih menyimpan data perjuangan  pendirian Kabupaten  Kuanan Singingi  hingga kini.   Dari kantor beliau juga  banyak sumbangan kertas untuk print surat undangan. 


Yang menyusun  buku sejarah pendirian Kuantan Singingi sebagai kabupaten jangan lupakan sejarah-  jangan karena orang itu pernah oposisi dengan Bupati  Kuantan Singingi masa lalu seperti dengan H. Sukarmis dan Mursini peran mereka dilupakan…. (bersambung…)

Sumber: 

WA Group Pengurus LAMR-KS, Diteruskan dari Tulisan Dedi Harisandi, dishare Atas Seizin Urdianto Paboun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar